Pendidikan Membantu Siswa Kejar Prestasi Raih Impian
Pendidikan merupakan
sebuah sarana yang memfasilitasi siswa untuk belajar dan mengembangkan potensi.
Pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai sekolah. Pada dasarnya
pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan Pendidikan
Nasional diidealisasikan sebagaimana termuat dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Pasal
4, dimana “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.” Jika idealisasi itu menjelma dalam realita, maka arus siswa akan
memasuki pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, mereka akan menjadi modal
utama lahirnya SDM yang terampil dan memiliki moralitas tinggi (Ismiyati,
2015).
Menurut Prof.DR.Buchori
Zainun, MPA, yang disebut potensi adalah daya atau kekuatan baik yang sudah
teraktualisasi tetapi belum optimal maupun belum teraktualisasi. Dalam
diri masing-masing manusia terdapat
potensi yang dapat dikembangkan. Jika bisa mengembangkan bakat yang ada pada
diri maka prestasi itu akan dapat di capai dengan baik. Kita harus mengatahui
potensi yang ada pada diri sendiri. Dengan tahu potensi yang dimiliki pada diri
sendiri, maka bakat itu dapat dikembangkan, ditingkatkan supaya dapat mencapai
sebuah prestasi. Banyak orang lebih suka memendam bakat dalam-dalam daripada
mengeksplornya karena ada rasa kurang percaya diri. Hal itu terjadi karena
banyak suara sumbang yang bergemuruh di balik dinding. Tanpa dukungan membuat
sesuatu menjadi lebih sulit namun dukungan dari orang sekitar bisa meningkatkan
rasa percaya diri dan sumber energi untuk terus berjalan melangkah demi sebuah
prestasi.
Prestasi merupakan
indikator penting dari hasil yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Dalam
konteks psikologi pendidikan, prestasi diartikan sebagai level spesifik dari
suatu keahlian atau kemampuan spesifik yang dimiliki seseorang, misalnya
kemampuan aritmatika dan kemampuan membaca (Van de Bos dalam Iksan, 2012:11).
Istilah prestasi umumnya tidak berdiri sendiri tetapi dikaitkan dengan beberapa
istilah seperti akademik, achievement level dan motivasi berprestasi. Banyak
ahli yang sudah mendefinisikan prestasi. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan
dengan kontekstual yang ada sesuai dengan zaman yang dihadapi. Menurut
Maghfiroh (2011:24) Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas yang
mengijinkan prestasi individu dievaluasi menurut kriteria dari dalam maupun
dari luar, melibatkan individu untuk berkompetensi dengan orang lain. Prestasi adalah bukti usaha yang telah di
capai (W.S Wingkel, 1996:165).
Ngalim, 2010 menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri individu
terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis (Rifki, 2008). Faktor
fisiologis adalah kondisi jasmani dan
kondisi panca indera sedangkan faktor psikologis adalah bakat, minat,
kecerdasan, dan kemampuan kognitif. Faktor dari luar individu terdiri dari
faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan adalah lingkungan
sosial di mana
seseorang berada pada
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok sedangkan faktor
instrumenal yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana, administrasi.
Faktor internal adalah
faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, yaitu :
a. Semangat Belajar
Salah satu faktor
internal dalam prestasi belajar yaitu semangat belajar, karena meskipun seorang
pelajar memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap
merasakan kemalasan, mengalami keengganan dan kelalaian. Maka tunas semangat ini
harus dipelihara secara terus menerus. Semangat belajar merupakan kekuatan
mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya semangat atau tidak
adanya semangat belajar akan melemahkan kegitan belajar, selanjutnya mutu
belajar akan menjadi rendah. Menurut (Moekijat, 2004) “Semangat adalah
kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam
mencapai tujuan bersama”. Bisa dikatakan bahwa semangat belajar adalah
kemampuan untuk bekerja dengan giat dan konsekuen untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun
pengalaman sehingga seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai.
b. Percaya Diri
Pemahaman tentang
hakekat percaya diri akan lebih jelas jika seseorang melihat langsung berbagai
peristiwa yang dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Rasa percaya diri
sering dimaknai dengan rasa kemampuan individu dalam menyeimbangkan struktur
kejiwaan yang ada pada diri individu tersebut, dengan kata lain percaya diri adalah
individu yang mampu mengendalikan gejala emosional seperti takut dan sebagainya
sehingga ia berani memposisikan pada hal yang seimbang. Berdasarkan berbagai
peristiwa dan pengalaman tersebut bisa kita lihat bahwa gejala-gejala tingkah
laku seseorang yang menggambarkan adanya rasa percaya diri atau tidak.
c. Bakat
Secara umum bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip
dengan intelegensi. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
Faktor eksternal
merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses
pendidikan. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga maupun pergaulan.
Kondisi lingkungan menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa.
Saroni M, 2006 menjelaskan bahwa dalam lingkungan sosial berhubungan dengan
interaksi antar personil yang ada di lingkungan pendidikan secara umum. Faktor
lingkungan adalah lingkungan sosial dimana seseorang berada pada lingkungan
keluarga maupun pergaulannya untuk mempengaruhi kehidupannya (Nisa, 2012).
Menurut Hamalik O, 2000 “Lingkungan belajar adalah tempat untuk melakukan proses
belajar sehingga terjalin komunikasi anak dan orang 5 dewasa untuk menjadikan
anak lebih dewasa” (Nisa, 2012). Sedangkan
menurut Winkel, 1996 “Lingkungan belajar adalah tempat untuk memperoleh
pemahaman, pengetahuan, ketrampilan dan sikap nilai yang mengantarkan
kedewasaan kita” (Nisa, 2012). Sehingga dapat
dikatakan bahwa lingkungan belajar adalah tempat untuk melakukan proses belajar
dan komunikasi untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan ketrampilan dan sikap
nilai yang mengantarkan kedewasaan. (Judiani Setditjen Pendidikan Dasar, 2011)
menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan dan generasi penerus bangsa akan
memajukan bangsa ini dengan mengamalkan apa yang telah di pelajari di bangku
sekolah serta menghargai jasa guru-gurunya. Bijaksana dan pantang menyerah
adalah kunci kesuksesan.
a. Keluarga
Pendidikan keluarga
merupakan pengalaman pendidikan pertama bagi anak. Pendidikan keluarga juga
merupakan dasar dari pendidikan anak sehingga untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang lain maka keluarga dengan kesadaran memberikan pendidikan yang
lain pula yaitu dengan menyekolahkan anaknya di sekolah memberikan motivasi
dalam mengaktifkan anak didiknya sehingga tidak menutup kemungkinan banyak
keanekaragaman problem yang dihadapi anak didiknya dengan latar belakang yang
berbeda.
b. Pergaulan
Interaksi antar siswa
dapat mempengaruhi hubungan atau pergaulan yang dapat membentuk kepribadian
seseorang. Suryabrata, 2001 menjelaskan bahwa pergaulan adalah jalinan hubungan
sosial antara seseorang dengan orang lain sehingga terjadi saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Pengaruh dari individu atau kelompok yang bermanfaat
sedangkan dampak negatif dapat mengarahkan seseorang pada pergaulan bebas yang
harus dihindari oleh setiap masyarakat khususnya bagi remaja (Papalia et,
2014).
Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan prestasi. Berikut cara-cara untuk meningkatkan
prestasi :
1. Mengembangkan Bakat
Mengembangkan bakat
dapat dilakukan dengan menekuni dan fokus terhadap proses yang dijalankan,
terus melatih bakat dan kemampuan, mengikuti kegiatan yang dapat mengembangkan
bakat, dan gigih dalam berjuang untuk mengembangkan bakat dan menggapai mimpi.
2. Belajar dengan Rajin
Dengan belajar, maka
akan menambah ilmu dan pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan prestasi.
3. Mengikuti
Ekstrakurikuler
Mengikuti
ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan dapat membantu
dalam mengembangkan bakat dan meningkatkan prestasi.
4. Mengikuti Perlombaan
Meningkatkan prestasi
bisa dilakukan dengan mengikuti perlombaan, karena mengikuti perlombaan akan
memberikan pengalaman, pengetahuan dan
meningkatkan sikap kompetitif. Tidak harus mendapatkan juara, karena
berani mengikuti perlombaan juga merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi.
5. Meningkatkan
Kepercayaan Diri
Untuk meningkatkan
prestasi diperlukan kepercayaan diri, agar kita bisa menunjukkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki. Selain upaya dari siswa itu sendiri, pihak sekolah
juga membantu untuk mengembangkan prestasi siswa-siswinya.
Impian mempunyai arti
yang berbeda bagi setiap orang, banyak yang beranggapan impian adalah sebuah
mimpi yang sangat sulit diraih, sebetulnya hal tersebut tidak keseluruhan
benar, karena sebuah impian pasti bisa diraih apabila kita berusaha dengan
bersungguh-sungguh agar tercapai. Ada yang menganggap impian hanya mimpi belaka
tetapi, ada juga orang yang menganggap sebagai tujuan hidupnya, mempunyai
impian dapat memberikan semangat untuk terus melangkah maju untuk melaksanakan
kehidupan ini sehingga bisa menjadi pengembangan diri. Tapi kita pasti setuju
bahwa menggapai impian di masa depan yang didamba-dambakan, tidak semudah
menjetikkan jari. Banyak rintangan yang harus dilewati.
Hal yang sering menjadi
hambatan terbesar dalam mengejar impian.
1. Terlalu memikirkan
omongan orang
Perkataan orang jangan
sampai mematahkan semangat dan ambisimu untuk mewujudkan impian. Tapi jika
pendapat orang lain itu baik, tidak ada salahnya juga untuk mempertimbangkan.
2. Takut menghadapi
kegagalan
Namanya sedang berjuang
mengejar cita-cita, jatuh bangun, gagal, dan kecewa adalah hal yang biasa.
Ketika kamu sudah memutuskan untuk memperjuangkan sesuatu, berjuanglah keras.
Jangan pernah takut menghadapi kegagalan. Sebab kalau tidak berani memperjuangkannya
bagaimana impian tersebut bisa terwujud. Kegagalan adalah resiko, jangan
biarkan dirimu terjebak oleh rasa takut karenanya.
3. Tidak punya tekad dan
ambisi
Setiap orang pasti punya
impian dan cita-cita yang ingin dicapai, tapi tidak semua orang memiliki ambisi
dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Banyak orang yang lebih memilih
bermalas-malasan saat belajar, menganggap semua itu mudah padahal nyatanya
tidak semudah yang dibayangkan. Tidak ada yang bisa mewujudkan impianmu tanpa
usahamu sendiri.
Prestasi merupakan wujud
nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh seseorang atas usaha yang
diperoleh. Prestasi merupakan pengalaman yang dialami seseorang dan bisa
menjadi pelajaran berharga untuk masa depan. Prestasi merupakan kebanggaan bagi
diri-sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara. Prestasi
digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan.
Dalam hidup ini kita semua berhak untuk bermimpi dan menjaga mimpi tersebut
sampai menjadi kenyataan dengan mimpi kita punya tujuan yang harus dicapai dan
hidup kita akan terarah.
Oleh karena itu pendidikan sangatlah
di butuhkan untuk membantu siswa menggapai impian yang ia inginkan. Pendidikan
merupakan hal terpenting dalam mencerdaskan dan memajukan seseorang dan tidak
bisa dihilangkan oleh semua manusia, dalam segala hal aktivitas di kehidupan
sehari-hari segala sesuatunya menggunakan sebuah ilmu. Ilmu yang diperoleh
berasal dari pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu membentuk siswa yang dapat
mengembangkan sikap, keterampilan dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi
manusia yang terampil, cerdas, serta berakhlak mulia. Dengan pendidikan yang
sudah tertanam dalam diri membuat kita selangkah lebih maju untuk menggapai
impian.
Daftar Pustaka
Ismiyati, I. (2015).
Peningkatan Prestasi Dan Motivasi Belajar Ppkn Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2
Gedangsari - Gunungkidul Melalui Pembelajaran Group Investigation. Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,
5(1), 39.
Judiani Setditjen Pendidikan Dasar,
S. (2011). Kreativitas Dan Kompetensi
Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. 17(1), 1-6.
Maghfiroh, Rosita. 2011. Persepsi
Prestasi Pada Anak Terlantar di Panti Asuhan Al-Hikmah Sawojajar Malang. Skripsi. Fakultas Psikologi. UIN Malang.
Papalia, D. E., Feldman, R. D.
(2014). Experience Human Development [Menyelami
Perkembangan Manusia].(Alih Bahasa : F. Herarti). Jakarta: Salemba
Hunamika.
Rifki, M. (2008). Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestsi Belajar Siswa
di SMA ISLAM AL Maarif singosari Malang.
84.
Komentar
Posting Komentar