Moderasi Agama: Jalan Tengah Menuju Kerukunan dan Kebersamaan

Jalan Tengah Menuju Kerukunan dan Kebersamaan

Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama. Keberagaman ini menjadi salah satu kekuatan utama suatu bangsa. Dari Sabang hingga Merauke, kita dapat melihat berbagai tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan yang berbeda-beda namun tetap saling hidup berdampingan. Meskipun keberagaman merupakan aset berharga bagi Indonesia, namun kita juga harus waspada terhadap potensi konflik yang dapat terjadi akibat perbedaan yang ada. Penting bagi kita menerapkan moderasi beragama sebagai landasan dalam berinteraksi dengan sesama sehingga diharapkan dapat menciptakan kerukunan, toleransi, dan keberagaman yang kokoh di tengah perbedaan yang ada.

Lukman Hakim Saifuddin didalam jurnalnya menggambarkan moderasi sebagai keadaan alami tanpa perilaku ekstrim (Nurdin, F., 2021). Dalam konteks ini, moderasi dapat diartikan sebagai sikap atau pendekatan yang tidak ekstrem atau berlebihan. Selain, beliau juga menyatakan bahwa bahasa Inggris sering menggunakan kata moderasi untuk menggambarkan nilai rata-rata, standar, atau netral. Sedangkan dalam bahasa Arab moderasi memiliki 3 arti yaitu penengah, pemisah, dan pemimpin pertandingan (Mohammad Fahri, Z. A., 2019). Moderasi sebagai penengah dalam konteks ini merujuk pada sikap atau tindakan yang bertujuan untuk menengahi atau mencapai kesepakatan antara pihak-pihak yang berbeda. Selain itu, dikatakan sebagai pemisah jika merujuk pada sikap atau tindakan yang bertujuan untuk memisahkan atau menghindari ekstremisme atau fanatisme. Dalam konteks moderasi sebagai pemimpin pertandingan yang merujuk pada peran atau posisi yang bertanggung jawab untuk memimpin dan mengatur pertandingan atau kompetisi.

Moderasi beragama adalah cara memandang, bertindak, dan berperilaku dalam posisi netral/ tidak memihak (Hefni, W., 2020). Moderasi beragama merupakan sikap menghormati perbedaan pandangan agama tanpa memaksakan keyakinan kepada orang lain. Dengan moderasi, kita mengakui kesetaraan dan hak setiap individu untuk beragama sesuai kepercayaannya. Toleransi dan saling menghargai menjadi kunci penting dalam menciptakan kerukunan dan kebersamaan di tengah masyarakat yang beragam. Dengan sikap moderat, kita dapat membangun hubungan yang harmonis tanpa adanya konflik agama. Melalui moderasi beragama, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberagaman, sehingga setiap individu merasa dihormati dan diterima dalam berbagai keyakinan yang ada. Dengan demikian, kerukunan antar umat beragama dapat terwujud dengan baik.

Moderasi agama penting, karena mengajarkan individu untuk menghormati perbedaan. Dengan menyebarkan moderasi beragama, individu belajar menerima dan menghormati perbedaan tanpa menghakimi atau memaksakan pandangan mereka kepada orang lain. Hal ini menciptakan lingkungan yang inklusif, harmonis, dan memperkuat hubungan antara individu dan kelompok. Dengan hubungan yang kuat, masyarakat dapat lebih mudah mengatasi perbedaan dan mencapai perdamaian social yang berkelanjutan. Selain itu, Indonesia sebagai Negara multicultural membutuhkan pendekatan yang menghargai keberagaman untuk pembangunan yang berkelanjutan guna mendukung integrasi social dan ekonomi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua yang dapat memberikan kenyamanan tanpa memandang latar belakang agama.

Dialog antaragama juga sangat penting untuk membangun saling pengertian dan menghargai perbedaan. Dialog antaragama tidak hanya sekedar bertukar pandangan tetapi juga sebagai proses untuk memahami perspektif, nilai, dan kepercayaan yang berbeda dari setiap kelompok agama. Melalui dialog, berbagai kelompok agama dapat berbagi pandangan dan pengalaman hidup mereka, yang sering kali membuka mata dan hati terhadap keragaman pemikiran dan praktik. Ini bukan hanya sekedar berbicara, namun mendengarkan dengan empati dan kesediaan untuk menerima perbedaan sebagai bagian daari realitas social kita. Dialog ini dapat mengatasi prasangka yang sering kali berakar pada ketidaktahuan dan kesalahpahaman tentang ajaran dan praktik agama lain. Dengan ini diharapkan setiap kelompok dapat melihat bahwa mereka memiliki tujuan dan harapan yang sama untuk perdamaian dan kesejahteraan bersama. Ketika kelompok agama bekerja bersama dalam proyek-proyek kemanusiaan dan sosial, mereka tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, tetapi juga membangun rasa saling percaya dan saling menghormati. Inisiatif bersama ini menunjukkan bahwa kerjasama antaragama dapat menghasilkan dampak positif yang nyata, memperlihatkan bahwa perbedaan agama tidak harus menjadi penghalang, tetapi dapat menjadi sumber kekuatan untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, dialog antaragama memainkan peran krusial dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan penuh penghargaan terhadap keragaman.

Salah satu dialog agama yang sangat bagus adalah terciptanya program LOGIN yang tayang setiap bulan Ramadhan sejak 2023. Tayangan yang sangat “berisi” karena mengandung banyak insight yang bermutu. Mulai dari tema yang disajikan setiap harinya yang sangat berbobot dan relate dengan kehidupan saat ini dengan menghadirkan bintang tamu menarik dari kelompok agama lain yang memberikan sudut pandang, menjawab ketidaktahuan dan kesalahpahaman dalam memahami sesuatu dari kelompok agama lain. Dengan menonton tayangan ini, kita dapat belajar banyak hal tentang toleransi dan memahami bahwa setiap agama boleh berbeda dalam ajarannya namun tetap bersatu dalam kebaikan. Sungguh indah melihat kebersamaan dan kerukunan dalam perbedaan.

Moderasi beragama adalah pilar penting untuk mencapai kerukunan dan kebersamaan dalam masyarakat yang beragam. Dengan menerapkan sikap moderat dalam beragama, kita dapat mencegah konflik dan mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Moderasi beragama menawarkan jalan tengah yang mengarahkan kita menuju kebersamaan dan kedamaian, menjadi pilar penting untuk membangun masyarakat yang inklusif dan damai.

Daftar Pustaka

Nurdin, F. (2021). Moderasi Beragama menurut Al-Qur’an dan Hadist. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, 18(1), 59. https://doi.org/10.22373/jim.v18i1.10525

Mohammad Fahri, Z. A. (2019). Moderasi Beragama di Indonesia. Intizar, 25(2), 95–100.

Hefni, W. (2020). Moderasi Beragama dalam Ruang Digital : Studi Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Religious Moderation in The Digital Space : Case Study of Mainstreaming Religious Moderation among Islamic Higher Education Institut. Bimas Islam, 13(1), 1–22.

           

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Kebiasaan Membaca